
Sementara itu di kerajaan kegelapan, Shadow sangat murka dan kesal sekali
dan penghuni yang ada di tempat itu ketakutan dan mereka memberikan jalan
kepada raja mereka itu. “KURANG AJAR SEKALI MANUSIA ITU, sudah dua kali dia mengalahkan makhluk
ciptaanku...HAAAAAAAHHHH....” teriak Shadow murka sambil berjalan menuju
singgasananya dan keluarlah beberapa pembantu istana mendekatinya kemudian
melepaskan jubah hitam kebesarannya. Tubuh asli Shadow pun terlihat jelas,
tubuh yang sangat mengerikan jika manusia bisa melihatnya, tak satupun kulit
yang menempel di tubuh Shadow hanya daging segar yang menutupi tulang-tulang
dan isi perutnya dengan urat-urat nadi yang sangat jelas. Shadow duduk di
singgasana kebesarannya dan melihat pasukan-pasukannya yang sedari tadi hanya
tertunduk ketakutan melihat rajanya murka. ”PENASEHAT...KEMARI KAAAAAAU....!!!”
teriak Shadow memanggil penasehat istana dan keluarlah sosok tinggi besar
bertudung hitam dengan wajah tengkorak membawa tongkat dengan ujung mata pisau
yang panjang seperti celurit mendekati Shadow dan memberikan salam “salam yang
mulia...ada apa gerangan yang mulia memanggil hamba?mengapa yang mulia terlihat
kesal sekali?” tanya penasehat istana. “AKU SANGAT KESAL SEKALI HARI INI, SUDAH
DUA KALI AKU GAGAL MENGUASAI MANUSIA UNTUK MENJADI BUDAKKU DAN KAMU TAHU KALAU
YANG MENGALAHKAN ANAK BUAHKU HANYA SEORANG ANAK MANUSIA...!!!AKU AMAT
TERHINAAAAA...” ucap Shadow dengan nada amarah dan menatap tajam ke arah
penasehat itu dengan matanya yang tidak ada kelopak sama kali dan terlihat
sangat bulat menyeramkan.
Lalu penasehat itu menundukkan kepala dan berkata “mohon ampun yang mulia,
anak manusia yang mulia maksud itu bukanlah anak manusia biasa. Dia memiliki
kemampuan pengendali elemen-elemen alam semesta legendaris yang dimiliki oleh
raja dari kerajaan kristal yang pernah mengalahkan yang mulia waktu itu” dan
Shadow sangat terkejut “APAAAAAAAAAAA...BAGAIMANA BISA ANAK ITU MEMILIKI
KEMAMPUAN ITU...INI TIDAK BISA DIBIARKAN...APAKAH KAU MEMILIKI RENCANA...?”
ucap Shadow menatap penasehat, penasehat itu berkata “ampun yang mulia, hamba
sudah menyiapkan makhluk-makhluk yang bisa menandingi kemampuan anak manusia
itu. Makhluk-makhluk ini bisa mengendalikan elemen alam semesta dan hamba
sangat yakin anak manusia itu tak akan bisa mengalahkannya...”. Mendengar itu
Shadow berkata “APA KAU BENAR-BENAR YAKIN BISA MENGALAHKAN ANAK MANUSIA
ITU...?TUNJUKKAN MAKHLUK-MAKHLUK ITU PADAKU SEKARANG....!!!” penasehat itu
menjawab “hamba sangat yakin yang mulia, mari ikut hamba untuk melihat mereka
ke laboratorium...!!!” lalu Shadow mengikuti penasehat ke sebuah ruangan
laboratorium yang penuh dengan makhluk-makhluk ciptaan penasehat yang disimpan
rapi didalam sebuah tabung. Shadow memperhatikan tabung-tabung itu dengan rasa
takjub “APAKAH KAU YANG TELAH MENCIPTAKAN MAKHLUK-MAKHLUK INI...? MEREKA BEGITU
MENAKJUBKAN....” sang penasehat lalu diam sejenak dan menjawab “maafkan hamba
yang mulia, mereka semua belum siap untuk bertempur...mereka masih membutuhkan
energi murni....” “APAAAAAAA....TAK ADA GUNANYA KAU MENCIPTAKAN MEREKA SEMUA
JIKA TIDAK BISA BERTEMPUR MELAWAN MEREKA....!!!” mendengar amarah Shadow lalu
penasehat itu menundukkan badan memohon ampun dan berkata “ampun yang mulia,
yang mulia dengarkan dahulu penjelasan hamba” “LANTAS APA YANG MAU KAU
JELASKAN...HAAAAH....BAGAIMANA AKU BISA MENGUASAI ALAM MANUSIA DAN MENGAMBIL
ALIH DUNIA MEREKA....JELASKAAAAAAAAN....”
Lalu sang penasehat itu menjawab dengan tetap menundukkan badan “yang mulia tenang saja, makhluk-makhluk
ciptaanku itu membutuhkan banyak energi murni yang berasal dari jiwa-jiwa
manusia yang telah meninggal dan menjadi arwah gentayangan dan juga ada satu
makhluk yang memiliki energi murni yang sangat besar yang mulia, jika energi
murni itu sudah didapatkan sudah dipastikan makhluk-makhluk ini sudah siap
bertempur dan menjadi pasukan yang paling kuat yang mulia miliki, hamba sangat
yakin itu....” mendengar penjelasan penasehat itu amarah Shadow menjadi sedikit
berkurang dan berkata “kalau jiwa-jiwa
dari arwah manusia yang sudah mati mudah untuk aku dapatkan, tapi dimana aku
BISA DAPATKAN MAKHLUK YANG MEMILIKI ENERGI YANG BESAR ITU, APAKAH YANG KAU
MAKSUD MAKHLUK ITU ADALAH ANAK PEREMPUAN HAMPIR AKU HISAP ENERGINYA WAKTU ITU
???” Penasehat itu menjawab “benar sekali yang mulia, gadis kecil yang
hampir yang mulia hisap energi waktu itu adalah makhluk yang hamba maksud.
Selain dapat memberikan kekuatan yang luar biasa untuk yang mulia, gadis kecil
itu bisa membangkitkan makhluk-makhluk ciptaaanku ini dan menjadikan mereka
prajurit yang tidak bisa dikalahkan....” mendengar itu Shadow merasa senang,
akan tetapi Shadow termenung dan membalikkan tubuh sambil berkata “BAGAIMANA
AKU BISA MENDAPATKAN GADIS KECIL ITU TANPA HARUS MENGHADAPI ANAK MANUSIA YANG
SUDAH DUA KALI MENGALAHKAN ANAK BUAHKU....???” lalu penasehat itu berkata
“hamba sudah menyiapkan rencana untuk itu yang mulia” lalu Shadow kembali membalikkan
tubuhnya dan penasehat itu menjelaskan dengan rinci rencananya dengan tawa
Shadow yang keras dan menggema. Kemudian setelah penasehat itu menjelaskan
rencana jahatnya, mereka berdua kembali ke ruang utama dan Shadow duduk kembali
ke singgasananya dan memerintahkan dua anak buahnya yang bertubuh kekar dan
berkepala banteng mengambil tawanan dari Kerajaan Kristal yang bernama Phima Si
Penguasa Angin.
Phima adalah sosok serigala berwarna hitam dan memiliki rambut sebahu dan
terlihat tubuhnya dipasung dan memiliki luka disekujur tubuhnya seperti sudah
berkali-kali disiksa oleh anak buah Shadow. Melihat Phima tidak berdaya Shadow
tertawa sangat puas “HAHAHAHA....BAGAIMANA RASANYA MENJADI TAWANANKU HAI
PHIMA...APAKAH KAU BERUBAH PIKIRAN INGIN BERGABUNG MENJADI PASUKANKU ???“ ucap
Shadow bangkit dari duduknya dan berjalan mendekati Phima yang semakin lemah
dan tersungkur duduk di lantai dengan tangan terpasung. “lebih baik aku mati
secara terhormat daripada harus menjadi penghianat...” ucap Phima memandang
Shadow tanpa rasa takut. Lalu Shadow menjambak rambut Phima dan berkata “DASAR
MAKHLUK BUSUK....SUDAH MAU MATI MASIH SAJA KAU MENANTANGKU...AKU SUDAH BAIK
HATI MENAWARKAN UNTUK BERGABUNG DENGANKU TAPI KAU MENOLAKNYA...TERPAKSA AKU
HARUS MENGGUNAKAN KRISTAL KEGELAPAN AGAR KAU MAU BERGABUNG DENGANKU...PENGAWAL
BAWA KRISTAL KEGELAPAN SEKARANG DAN PASANGKAN KE DAHI MAKHLUK INI...” ketika
pengawal membawa nampan berisi kristal kegelapan Phima menjadi berontak
berusaha melepaskan diri akan tetapi usahanya sia-sia, tubuhnya terlalu lemah
untuk melepaskan diri. “jangan harap aku mau menjadi pasukan terkutukmu
Shadow...pikiranku bisa saja kamu kuasai tapi tidak jiwaku...tunggu
pembalasanku...” ucap Phima dengan sisa tenaganya berusaha melawan dan
berontak. Kedua anak buah Shadow yang kekar itu terlalu kuat sehingga Phima tak
bisa melepaskan diri dan salah satu pengawal Shadow menjambak rambut Phima dan
pengawal satunya lagi mulai menempelkan kristal kegelapan ke dahi Phima dan
Phima pun teriak histeris
“TIDAAAAAAAAAAK.....WAAAAAAAAAAA...WAAAAAAAAA....PANAAAAAAAAS” dan tak lama
kemudian dari tubuh Phima keluar asap hitam kelam dan Phima terus berteriak
sambil memegang kepalanya dan asap hitam itu semakin banyak menutupi tubuh
Phima. “BANGKITLAH KAU KESATRIA KEGELAPANKU...” teriak Shadow sambil tertawa
menggema dan tiba-tiba asap hitam kelam yang mengelilingi tubuh Phima semakin
berkurang dan terlihat Phima dalam keadaan posisi bersimpuh dilantai dengan
tubuh yang sudah berbeda...tubuh yang sangat kekar yang dikelilingi pusaran
angin berwarna hitam di tubuh dan rambutnya dan mata Phima berwarna merah
menyala dengan kedua taring yang sangat panjang dan tajam keluar dari samping
mulutnya. “SELAMAT BERGABUNG KESATRIAKU...NAMAMU SEKARANG ADALAH TYPOON DAN AKU
ADALAH TUANMU...TUGASMU MENCULIK GADIS KECIL BERNAMA SHERYL...DIA BERSAMA ANAK
MANUSIA BERNAMA DIKA...KAU AKAN MUDAH MENEMUKAN MEREKA, GUNAKAN INDERA
PENCIUMANMU YANG SAAT INI KEMAMPUANNYA BERLIPAT-LIPAT GANDA...HATI-HATI
MENGHADAPI PENGUASA API DAN AIR YANG MELINDUNGI MEREKA BERDUA” ujar Shadow
memberi penjelasan kepada Phima yang sudah berubah menjadi jahat dan kejam dan
Phima menjawab “baiklah yang mulia...hamba akan melaksanakannya dan akan hamba
habisi penguasa api dan penguasa air itu” kemudian setelah Phima memberi hormat
dalam sekejap menghilang dari hadapan Shadow. “HAHAHAH...RASAKAN KAU
DIKAAAAAA...KALI INI KAU AKAN MATI DAN KEKUATAN SHERYL AKAN MENJADI MILIKKU...”
ucap Shadow tertawa puas.
Tok..tok...tok “assalamualaikum..mah Dika pulang” ucap Dika mengetuk
pintu setelah sampai dirumah dan tak lama terdengar dari dalam rumah suara ibu
Dika menjawab “waalaikum salam, tunggu sebentar nak...” pintu rumah terbuka dan
didepan Dika sosok ibunya yang memakai daster berwarna merah dengan corak bunga
menyambut Dika, kemudian Dika mencium tangan ibunya. “lho kok masih siang
pulangnya nak...??” tanya ibu dengan heran. “itu mah tadi di sekolah ada
kejadian menggemparkan, jadi siswanya dipulangkan sama guru? Jawab Dika sambil
masuk kedalam rumah dan Sheryl mengikuti dari belakang tanpa di ketahui ibunya
Dika dan kemudian Ibu Dika menutup pintu. “kejadian menggemparkan bagaimana
maksudnya ?” tanya ibu lagi sambil melangkah di belakang Dika dan mengajak Dika
duduk dahulu di ruang keluarga dan Dika pun duduk memberi penjelasan kejadian
tadi disekolah. Ibu menyimak dengan seksama cerita Dika hingga selesai dan
berkata “lalu teman dan guru kamu itu sekarang keadaannya bagaimana ? tapi kamu
tidak apa-apa khan nak...?” tanya Ibu khawatir sambil memegang tangan dan
kakinya untuk mencari apa ada yang luka. “alhamdulillah gak ada yang luka-luka
mah, hanya badan Dika pada sakit mah...memang mamah percaya sama cerita
Dika...ayah khan kalau Dika cerita yang aneh-aneh gini biasanya gak percaya”
ucap Dika menunduk sedih. Lalu Ibu Dika mengangkat wajah Dika dan berkata
sambil tersenyum “kok anak mamah sedih sich....mamah percaya sama kamu
nak...dan akan selamanya percaya sama kamu...” dan Dika tersenyum bahagia
sambil memeluk ibunya “makasih ya mah, Dika sayang mamah” Sheryl memperhatikan
Dika dari depan dan berkata dalam hati “so sweeeet...” kemudian Sheryl melayang
bergerak menembus pintu kamar Dika dan menunggu Dika di dalam kamar.
Ibu menawarkan Dika apakah mau makan sekarang atau nanti, Dika pun
menjawab “nanti saja mah, Dika tadi sudah jajan di kantin sekolah jadi masih
kenyang. Dika mau ganti baju dulu sama taruh tas dulu ya mah ke kamar” dan ibu
menjawab “ya sudah ganti baju dulu sana, mamah sudah taruh baju bersih di dalam
lemari tadi” dan Dika beranjak dari duduknya dan melangkah ke kamarnya sambil
menenteng ranselnya sambil berkata “makasih mah...ohhh iya lupa...” kemudian
Dika mencium kening ibunya dan ibunya berkata “sudah besar, masih juga manja
kamu nak...mau mamah panggil tukang urut gak biar badan kamu gak sakit lagi ?”
Dika berhenti dan membalikkan badannya berkata “ gak usah mah....diistirahatkan
sebentar juga sembuh kok mah...” kemudian melangkah kembali kekamarnya. Setelah
membuka pintu kamar dan melangkah masuk Dika menyimpan tas ranselnya di dekat
meja belajarnya yang tidak jauh dari pintu kamar dan Dika melihat Sheryl
tersenyum meledek “cieeeeeeeee...so sweeet banget sih ka sama mamah kakak
tadi...” dan Dika menjawab “apa sich Sheryl...biasa aja kaleeeeeee....” dan
Dika berjalan menuju lemari pakaian untuk mengambil baju dan celana selutut
kesukaan Dika dan kemudian Dika melihat Sheryl sambil berkata “Sheryl maaf ya,
kakak mau ganti baju sama celana...kamu keluar dulu ya...khan malu dilihat
kamu...” Sheryl tertawa kecil sambil mulutnya ditutup lengan kecilnya
“hihihiiiiii.....iya...iyaaaa...aku keluar deeeeeeh....iiiih
kepedeaaaan...siapa juga yang mau lihattttt....” ucap Sheryl meninggalkan Dika
dan keluar dari kamarnya. Dika pun bergegas mengganti pakaian seragamnya dengan
kaos berwarna putih dan celana selutut kesukaannya kemudian Dika merapikan
seragam kotornya dan meletakkannya kedalam ember berwarna biru yang sengaja
oleh ibunya simpan untuk menyimpan baju-baju kotor. Lalu kepala Sheryl muncul
menembus pintu kamar “sudah selesai belum ka ganti bajunya.....?” tanya Sheryl
dan Dika menoleh kebelakang “udah beres...masuk aja gak usah nongol-nongol
gitu....” dan Sheryl masuk kembali menembus pintu kamar Dika.
Sheryl duduk di tepi tempat tidur dan terlihat memainkan boneka beruang
kecilnya yang sudah lusuh, Dika menatap Sheryl lama. kelihatan lucu sekali,
tidak terlihat kalau dia itu hantu. Kemudian Dika menghampiri Sheryl duduk
disampingnya dan berkata “semenjak kamu sama kakak, kakak mengalami
kejadian-kejadian yang gak masuk akal...udah gitu kakak jadi bisa lihat makhluk
seperti kamu dan bisa berubah jadi jagoan yang pernah kakak tonton di tv....pokoknya
gak bisa kakak ungkapin” lalu Sheryl menatap Dika dan bertanya “memang jagoan
yang kakak pernah liat itu seperti apa bentuknya?” Dika menjawab “ya pakai
kostum ketat dan memakai helm seperti kakak tadi...samaaaaaa persis. Apa itu ya
namanya imajinasi...tapi ko kakak bisa wujudkan apa yang ada di pikiran
kakak...” lalu Sheryl menjawab singkat sambil tersenyum “nanti juga kakak tahu
semuanya...”.”aaaaaaaaah...kamu mulai khan main rahasia-rahasiaan sama kakak,
ayolah kasih tahu...kakak jadi penasaran nihh.....kakak yakin kamu tahu tentang
semua ini” ucap Dika mendesak Sheryl untuk menjelaskan semuanya. Sheryl
menjawab singkat lagi “nanti juga kakak akan tahu semuanya...tinggal tunggu
waktu saja ya kaaaa...”.
”oya tadi kakak keren bisa melawan makhluk besar tadi dan bisa melepaskan
dari tubuh teman kakak...Sheryl senang sekali karena sekarang punya penjaga 2
penguasa elemen” ucap Sheryl mengalihkan pembicaraan. “oh iya ya....kita
sekarang punya 2 penjaga penguasa elemen. Kakak penasaran juga mereka berdua
dari mana asalnya ya..kok bisa tiba-tiba muncul dan bantu kakak ngelawan
makhluk yang namanya Shadow” ucap Dika sambil menatap ke arah tembok di
depannya dan Sheryl hanya tersenyum misterius. “coba ah panggil lagi mereka
berdua ya....” ucap Dika dan kemudian Dika memegang dagunya sambil berfikir “ tapi
bagaimana caranya panggil kedua penguasa elemen itu...???” Sheryl menempelkan
jari kecilnya ke kepalanya dan berkata “fokus ka...panggil dan komunikasi
dengan telepati seperti kakak ke aku” “emmmmmmmh......ya udah aku coba...” ucap
Dika.
Dika menutup mata dan berusaha fokuskan fikiran dengan kepala menunduk
kebawah memanggil kedua penguasa elemen itu. Awalnya memang sulit dan Dika
sudah dua kali berusaha memanggil mereka berdua tapi tidak ada hasil dan Dika
menatap ke arah Sheryl “bagaimana ini Sheryl kok gak bisa?” Sheryl mengangkat
kedua bahunya “aku juga gak tahu kak...mungkin mereka lagi pergi dulu dan tak
bisa mendengar panggilan kakak”. “ya udah aku coba lagi terus panggil mereka”
ucap Dika masih penasaran. Tak lama terdengar suara agak berat seperti yang
Dika sudah kenal “ada apa yang mulia memanggil kami...???” ternyata itu suara
Magma Si Penguasa Api. “tidak apa-apa...aku hanya ingin lebih tahu tentang
kalian berdua...bisakah kalian berdua hadir di hadapanku sekarang...?”pinta
Dika. “apakah yang mulia tidak akan terkejut lagi jika melihat wujud asli
kami...?”ucap Magma memastikan. “udah biasa kaleeee lihat kalian....ya sudah
sekarang aku ingin kalian berdua hadir di hadapanku..” ucap Dika dengan yakin.
Magma menjawab “baiklah jika memang itu yang mulia inginkan, yang mulia dimohon
menutup mata dahulu sebelum melihat kami” lalu Dika menutup mata dan Dika
merasakan suasana disekitarnya bercampur antara panas dan dingin. Magma meminta
kepada Dika untuk membuka matanya dan ketika Dika membuka matanya sudah ada
dihadapannya dua sosok seperti binatang dengan bentuk yang aneh, Dika
memperhatikan satu persatu kedua sosok itu, Magma berbentuk seperti burung
Phoenix dengan tubuh dikelilingi api berwarna merah menyala seperti pertama
kali ia bertemu Phoenix, lalu pandangan Dika beralih kepada sosok kedua yang
bentuknya seperti macan putih dengan air yang keluar dari sela-sela kulitnya
dan keempat telapak kakinya seperti menginjak genangan air. Dika semakin takjub
melihat kedua makhluk itu dan lupa kalau ada yang ia ingin tanyakan kepada
kedua makhluk itu. Sheryl melihat Dika yang dalam posisi berdiri terpaku,
kemudian tangan kecilnya mengguncang-gunjang jari Dika “hellooooo...kaaaaa,
sadaaaaar kaaaa....katanya mau tanya-tanya sama mereka berdua......” guncangan
tangan kecil Sheryl menyadarkan Dika “oooohh...oooooh iya...heheh...kakak jadi
lupa pengen tanya sama mereka...abis mereka keren banget...” ucap Dika sambil
melihat ke Sheryl yang ada disamping kanannya. “ya sudah kakak sekarang mau
tanya apa sama mereka berdua...!!!” ucap Sheryl dengan nada sedikit kesal.
“iya...iya...sabarrrrr..”ucap Dika menenangkan Sheryl.
Dika mulai berkomunikasi kepada kedua makhluk itu. “aku ingin tahu lebih
banyak tentang kalian, tapi aku bingung mau tanya mulai dari mana tanya sama
kalian berdua...oke mulai dari kamu Magma...apa yang kamu ketahui tentang semua
ini...kenapa kalian memanggil aku yang mulia...kalian lihat sendiri khan
penampilan aku seperti ini...tidak memakai pakaian seperti raja memakai mahkota
di kepala.” Lalu kedua makhluk itu saling memandang satu sama lain dan Magma
menjawab “sebelumnya hamba perkenalkan kembali, hamba Magma Penguasa Api dan ia
Whitie penguasa air. Kami berdua diperintahkan yang mulia Ratu Aleesa dari
Kerajaan Kristal untuk menjaga anak itu dan juga yang mulia dari serangan
pasukan Shadow musuh terkuat dari Kerajaan Kegelapan dan Kami juga
diperintahkan untuk tidak terlalu banyak berbicara..yang mulia ratu Aleesa yang
akan menceritakan semuanya nanti ketika sudah tiba waktunya...hanya itu yang hamba
bisa jelaskan saat ini” mendengar itu Dika hanya mengela nafas “haaaah...kalian
sama saja seperti Sheryl yang penuh dengan misteri...”dan melirik ke arah
Sheryl. “ya sudah aku tidak bisa memaksa kalian untuk menceritakan lebih banyak
lagi...yang pasti aku ingin bertemu dengan ratu kalian dan ingin tahu seperti
apa Kerajaan Kristal dan Kerajaan Kegelapan itu...dan satu lagi...terima kasih
banyak sudah banyak menolong dan mau menjaga aku dan anak ini...” ucap Dika
mendekati kedua makhluk itu. kemudian Magma dan Whitie menundukkan kepala dan
tubuh mereka memberi hormat tapi di cegah oleh Dika “udahhhhlaaaah kalian
jangan seperti itu...seperti biasa saja...anggap aku sahabat kalian yaaa...”. Magma
dan Whitie hanya bisa saling berpandangan merasa kebingungan dan Whitie berkata
“maafkan kami yang mulia...sudah menjadi kewajiban kami menghormati yang
mulia...” mendengar itu Dika hanya mengusap wajahnya “haduuuuuh...ya udahlah
bagaimana kalian saja...pusing sayaaa.” melihat sikap Dika Sheryl hanya tertawa
menutup mulutnya dengan tangannya yang kecil.
Lalu terdengar azan berkumandang dan Dika berkata “oke aku mau ambil air
wudlu dulu dan Shalat Zuhur....apa kalian muslim juga selain Sheryl yang non
muslim?”, magma menjawab ”alhamdulillah kami berdua muslim yang mulia, kami
pamit dahulu untuk melaksanakan Shalat juga” “lho kenapa tidak berjamaah
Shalatnya disini...”tanya Dika heran...lalu Magma menjawab “kami ada tempat
khusus untuk melakukan ibadah lima waktu yang mulia” Dika menjawab
“okeee....kalau begitu...terima kasih sudah mau berkomunikasi denganku....”.
“sama-sama yang mulia” ucap Magma dan kemudian mereka berdua dalam sekejap
menghilang dari pandangan. Dika berbicara dengan Sheryl “kakak mau sembahyang
dulu ya...kamu mau disini atau keluar kamar dulu...?” Sheryl menjawab “aku
disini saja ka sambil lihat kakak sembahyang...” “ya sudah....” ucap Dika
sambil meninggalkan Sheryl dan bergegas ke kamar mandi untuk mengambil air
wudhu dan memakai sarung dan peci kemudian melakukan Shalat Zuhur dengan
diperhatikan oleh Sheryl hingga selesai dan tak lupa Dika berdoa untuk orang
tuanya.
Setelah selesai Shalat Zuhur Dika baringkan di tempat tidur dan berkata
ke Sheryl “kakak mau istirahat dulu ya...awas lohhh jangan jail....!!!” Sheryl
menjawab “okeeeeee....aku gak akan jail...janjiiii.....” jari kelingkingnya
yang kecil dilingkarkan ke jari kelingking Dika tanda berjanji dan tak lama
kemudian Dika pun tertidur. Dalam tidurnya tiba-tiba muncul sosok menyeramkan
berwujud serigala dengan tubuh dikelilingi oleh angin berwarna hitam dan sosok
itu berkata “aku adalah mimpi buruk dalam hidupmu....bersiaplah menghadapi
kematianmu.....hahahahah....” lalu Dika Spontan terbangun dari tidurnya dan
Sheryl bergegas menghampiri Dika yang masih dalam keadaan kaget dan bertanya
“kenapa kak...kok udah bangun lagi..?” Dika mengambil nafas panjang untuk
menenangkan diri dahulu dan menjawab “tadi kakak mimpi aneh....” Sheryl
menjawab “mimpi apa kak....kok seperti yang ketakutan gitu....?” “entahlah, di
mimpi kakak berhadapan dengan sosok menyeramkan...bentuknya seperti serigala
tapi tubuhnya dikelilingi pusaran angin..terus sosok itu bilang kalau dia mimpi
terburuk dalam hidup kakak...” ucap Dika dan Sheryl terdiam sejenak seperti
yang mengenal sosok yang Dika maksud itu.
“kok bengong Sheryl...apa kamu tahu sosok itu siapa..?” tanya Dika
curiga. “ehhhh...engggak kok kak....Sheryl cuma bayangkan aja bentuk sosok yang
kakak bilang tadi...sepertinya seram sekali ya sosok tadi...” jawab Sheryl
berusaha tersenyum agar tidak dicurigai oleh Dika. “kamu yakin gak tau siapa
sosok di mimpi kakak....?” tanya Dika menatap Sheryl semakin curiga. “yakin
sekali kaak...tak percaya bukan dengan aku....?” ucap Sheryl dengan nada bicara
sedikit kesal “abis sikap kamu mencurigakan kakak terus tahu...ya maaf...bukan
kakak gak percaya sama kamu” ucap Dika membela diri dan berusaha menenangkan
Sheryl yang mukanya menjadi murung. “lanjut lagi ah kakak tidurnyaaaaaa...mungkin
tadi cuma mimpi buruk saja” Dika pun membaringkan tubuhnya dan kembali
melanjutkan tidurnya hingga tak terasa waktu sudah menujukkan pukul setengah
empat sore dan terdengar lagi suara azan berkumandang tanda Shalat Ashar. Dika
membuka matanya dan bangun dari tempat tidurnya untuk melakukan Shalat Ashar
kemudian setelah selesai Dika mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi untuk
membersihkan tubuhnya.
Semenjak adanya Sheryl, Magma dan Whitie ikut bersama Dika, Dika tidak
merasa kesepian lagi hingga tak terasa sudah setahun berlalu mereka bertiga
menemani Dika. Ternyata semakin lama karakter kedua penguasa elemen itu semakin
terlihat perbedaannya oleh Dika, Magma penguasa api lebih cenderung bersikap
serius, selalu waspada, dan juga agak pemarah. Sehingga setiap dijahili oleh
Sheryl Magma selalu emosi. ketika Magma sudah emosi api yang ada di sekeliling
tubuhnya berkobar-kobar Sheryl berteriak ketakutan dan berlari menghindar
mencari perlindungan, Dika tertawa geli melihat Sheryl lari ketakutan begitu,
tapi ia tidak pernah jera membuat Magma marah dan meskipun Magma sedikit
pemarah, ia sayang kepada Sheryl. Sedangkan Whitie memiliki sifat pendiam,
penyabar dan sangat sayang kepada Sheryl sehingga tak jarang Whitie selalu
dijadikan tempat perlindungan oleh Sheryl ketika ia sudah membuat Magma marah,
Dika pun selalu dibuat tertawa melihat kelakuan Sheryl.
Terdengar
Azan Shubuh berkumandang di speaker mesjid dekat rumah Dika membuat Dika
membuka mata dan pelan-pelan bangun dari tidurnya, sejenak Dika duduk di tempat
tidurnya menunggu untuk sadar dahulu lalu Dika melihat ke segala sudut
kamarnya, akan tetapi Sheryl dan kedua penguasa elemen sudah tidak ada
dikamarnya “kemana mereka bertiga pergi ? kok mereka tidak bilang-bilang...“
gumam Dika. Kemudian Dika bangkit dari duduknya dan melangkah ke jendela untuk
membuka tirai dan daun jendela. Angin pagi yang dingin berhembus masuk ke dalam
kamar dan Dika menarik nafas pajang untuk menghirup udara
“haaaaaaaaaah.....segar sekali udara pagi....” ucap Dika senang sambil
memperhatikan keadaan di luar sana kalau-kalau ada mereka bertiga, tetapi di
luar keadaannya masih gelap dan sepi. Dika pun bergegas untuk mandi dan Shalat
Shubuh, setelah selesai shalat Dika memasukkan buku pelajaran yang akan
dipelajari hari ini dan tak lupa mengecek kembali. “sepi amat ini
kamar...tumben mereka bertiga tidak ada, kemana mereka perginya...?” pikir Dika
sambil memperhatikan sekeliling kamar. “ahhhhhhh....nanti juga mereka pulang
kok...” pikir Dika menenangkan dirinya.
Setelah selesai semuanya kemudian Dika mengambil ranselnya dan melangkah
keluar kamar. Di ruang makan keluarga sudah duduk sosok ayah yang sangat
berwibawa di mata Dika, lalu ketika ayah melihat Dika sudah rapi, ayah pun
tersenyum dan berkata “pintarnya anak ayah...sini nak kita sarapan
berjamaah...” ajak ayah dan Dika pun mengangguk senang kemudian duduk di ruang
makan keluarga. Ibu masih sibuk mempersiapkan sarapan untuk ayah dan Dika di
dapur, Dika izin ke ayahnya untuk membantu ibu di dapur dan ayah
mempersilahkan. Setiba di dapur Dika bertanya pada ibunya “maaaah, Dika bantu
ya...keliatannya mamah sibuk dari tadi....mamah lagi masak apa ?” dan ibunya
mendekati Dika sambil mengusap-usap kepala Dika dan menjawab “sebentar lagi
selesai kok nak...kamu tunggu saja di meja makan sama ayah yaaaa....” “oke
maaah...kalau ada apa-apa panggil Dika ya....” ucap Dika dan meninggalkan
ibunya di dapur dan ibunya hanya menganggukan kepala sambil tersenyum. Dika pun
kembali ke ruang makan keluarga dan berdua bersama ayahnya menunggu ibu Dika
selesai menyiapkan sarapan kemudian tak lama ibu, ayah dan Dika sarapan
bersama-sama. Setelah selesai sarapan ayah Dika beranjak pergi untuk menyalakan
dan memanaskan mobil pribadinya, ibu Dika membereskan bekas sarapan dengan
dibantu oleh Dika. Lalu terdengar suara ayahnya memanggil Dika untuk bergegas
berangkat, Dika mencium tangan ibunya dan pamit berangkat sekolah, ibu Dika
mengikuti Dika dari belakang menuju ke pintu depan. “hati-hati ya yah bawa
mobilnya...gak ada yang ketinggalan kan yah...” tanya ibu ke ayah Dika dan ayah
menjawab sambil mendekati ibu “gak ada kok mah...ayah berangkat dulu ya...” ibu
Dika mencium tangan ayah dan Dika membukakan pintu gerbang agar mobil bisa
keluar dan kemudian mereka berdua pun pergi. Seperti biasa ayah Dika menyalakan
musik di dalam mobilnya, terdengar alunan lagu jaman dahulu yang Dika pun tak
tahu nama grup musik lagu itu tapi ayah Dika sangat menikmatinya. Sepanjang
jalan Dika tidak banyak berbicara dan hanya memperhatikan keadaan diluar dari
dalam kaca mobil. “kenapa lagi Dika, kaya ada yang kamu pikirkan ayah
perhatikan dari tadi...?” tanya ayah tiba-tiba dan Dika tersadar kemudian
melihat ke ayahnya sambil menggeleng-gelengkan kepala “gak ada yah....” lalu
kembali memperhatikan keadaan diluar. “hayooooo.....kamu mikirin cewe yang kamu
lagi suka ya.....” goda ayah dan Dika menjawab “apa sih yaaaaah....siapa juga
yang lagi suka sama cewe.....” “duuuuh...cerita aja sama ayah....gak apa-apa
kok...wajar kamu mulai ada rasa suka sama lawan jenis....” goda ayah lagi dan
Dika berkata dengan kesal “tahuuu ahhh ayaaaah....Dika belum ada kepikiran buat
pacaran sama cewe yaaaaah....” mendengar Dika kesal begitu ayah Dika tertawa dan
terus menggoda Dika “ya ampuuuun....masa anak ayah yang ganteng begini gak ada
cewe yang sukaaaaa....cerita saja sama ayah....” mendengar ucapan ayahnya itu
Dika hanya menggeleng-gelengkan kepala dan ayahnya tak henti-hentinya tertawa
melihat tingkah Dika yang sudah kesal. “oke...oke...ayah percaya sama
kamu...makanya pagi-pagi jangan murung gitu....kalau ada apa-apa cerita sama
ayah...nanti kalau dipendam yang ada kamu jadi jerawatan lho” ucap ayah dan
Dika menjawab “iya ayah...maafkan Dika...Dika lagi gak mood aja kok...gak tau
kenapa...”
Tak terasa mobil yang di kemudikan ayah telah sampai di depan sekolah
Dika, kemudian Dika mencium tangan ayahnya dan keluar dari mobil dan ketika
melewati lapangan basket terlihat banyak sekali siswa dan siswi yang masih menggunakan
seragam sekolah SMP dengan atribut-atribut aneh yang mereka pakai sedang
berkumpul dan dirapikan oleh panitia MOS yang merupakan anggota OSIS di
sekolahnya “ohhh. Sekarang lagi MOS anak-anak baru tohhh..” gumam Dika sambil
melanjutkan menuju kelas. Tanpa Dika sadari salah satu siswa yang sedang MOS
itu memperhatikan Dika sedari tadi dengan sinis hingga Dika hilang dari
pandangannya. Setelah sampai di kelas Dika membuka ranselnya dan ia taruh di
meja dan kemudian Dika duduk. Semenjak Sheryl tidak ada Dika merasa ada yang
kurang dalam hidupnya hari itu, Dika melihat ke belakang pojok kelas yang
sekarang hanya ada bangku dan meja kosong, padahal biasanya Sheryl selalu duduk
di bangku kosong pojok belakang untuk ikut belajar. Dika menghela nafas dan merasa
sedih juga kesepian, tak lama Tito masuk kedalam kelas dan menyapa Dika
“oiiiiiii...dah lama nyampe....?” Dika hanya mengangguk pelan “kenapa lagi....?
galau amat hari ini bro....what happen....?” “tau nih To aku gak mood banget
dari tadi berangkat....” “weiiiiiissss....pasti ada alasannya dong kamu gak
mood gitu....” jawab Tito dengan ekspresi kaget “sebenarnya aku sedih aja
To....banyak yang mau aku ceritain sama kamu....” jawab Dika sambil menghela
nafas lagi “ya sudahhh cerita aja ma aku....terserah mau kapan ceritanya...”
ucap Tito menepuk-nepuk bahu Dika menenangkan Dika dan Dika melihat ke Tito dan
berkata “oke...ntar aja aku cerita...thanks ya To....” Tito pun menjawab “oke
my men....tenang aja...”.
Bel pelajaran pertama pun berbunyi dan kemudian Dika dan teman-temannya
bersiap untuk belajar seperti biasa, tak terasa waktu pun berlalu dengan cepat,
bel pelajaran terakhir berbunyi tandanya kegiatan belajar telah berakhir dan
para siswa satu persatu berhamburan keluar kelas untuk pulang. Saat itu hanya
tinggal Dika dan Tito yang masih di kelas, “pulang bareng aku aja ya....” tawar
Tito mengajak Dika. “ ya sudah sakalian kamu bisa khan maen kerumah ku hari
ini.....?” tanya Dika. “aku harus pulang dulu kalau gitu...minta ijin ma ortu
aku buat maen kerumah kamu yaaaaa....” jawab Tito dan Dika menjawab “oke aku
ikut dulu deh kerumah kamu kalau begitu....” Tito mengacungkan jempol kanannya
tanda setuju “sipppppp” kemudian mereka berdua bergegas keluar kelas dan
akhirnya Dika ikut kerumah Tito dengan sepeda motor kesayangan Tito kemudian
mereka berdua pergi menuju rumah Dika.
Setelah mereka berdua sampai di rumah Dika, lalu Dika turun terlebih
dahulu dari motor dan Tito memarkirkan sepeda motornya di samping halaman rumah
Dika. diam-diam Tito memandang ke segala arah sambil menganggukkan kepala
mengikuti Dika dari belakang. Dika mengetuk pintu dan mengucapkan salam
kemudian ibunya Dika menjawab salam dari dalam rumah dan ketika pintu terbuka
ibu melihat disamping Dika seorang anak seusia Dika dan bertanya “ohhh....ada
temannya Dika, siapa namanya nak?” tanya ibu dan Tito pun memperkenalkan diri
“saya Tito bu, teman kelasnya Dika” “ohh...nak Tito...silahkan...silahkan
masuk...” ucap ibu Dika mempersilahkan masuk. “terimakasih bu....” jawab Tito
melangkah masuk. Lalu Tito mengikuti Dika dari belakang menuju kamar Dika.
“woooow....luas sekali ya rumah dan kamar kamu....” ucap Tito takjub melihat
rumah dan kamar Dika yang besar dan luas. “ahhhh....gak luas-luas amat
To...biasa aja kaleeee....” jawab Dika merendah.”maaf ya aku baru ajak main
kerumah ku sekarang-sekarang? padahal kita dah lama berteman....” ucap Dika
lagi dan Tito menjawab “wolesss aja bro......aku juga makasih banyak dah diajak
maen kerumah kamu...aku gak nyangka aja orang kaya seperti kamu au bersahabat
sama orang miskin kayak aku...” Dika kaget mendengar ucapan Tito seperti itu
dan berkata “husssssst...ngomong apa sich....dimata Allah SWT semua manusia itu
derajatnya sama...gak ada yang miskin gak ada yang kaya...yang bedain tuh suma
amalannya aja selama di dunia..” “awas aja klo sampai ngomong gitu
lagi...nichhhh....” ucap Dika sambil mengepalkan tangan kanannya ke arah wajah
Tito dan Tito hanya menggaruk-garuk kepala sambil berkata
“heheheh.....iya...ampun ndorooooo.....” ledek Tito dan Dika hanya
menggeleng-geleng kepala. “tapi kapan-kapan main ya ke gubuk aku...” pinta
Tito. “iya tenang aja To, ngomongnya itu lho...” ucap Dika dan Tito kembali
menggaruk-garukkan kepala sambil berkata “heheheh.....thank you bro...”.
Setelah Dika dan Tito meletakkan ransel mereka, Tito tanpa disuruh langsung
berbaring di tempat tidur Dika sambil berkata “mataaaaaaaaap dah punya rumah
gede gini....” mendengar itu Dika berkata “ahhhh lebayyyyy enteee....” dan
berjalan ke pintu kamar.
“makan yuuuk....dah lapar nich.....” tanya Dika sambil membukakan pintu
kamar mengajak Tito makan. Mendengar Dika mengajak makan, spontan saja Tito
bangun dari tempat tidur dan berkata “yoiiii.....aku juga dah laper...” dan
mereka berdua keluar dari kamar dan melangkah menuju ruang makan keluarga. Ibu
Dika langsung menyuruh mereka berdua untuk makan dan mereka pun makan dengan
lahap dan setelah selesai sebelum mereka berdua ke kamar lagi Tito mengucapkan
terima kasih kepada ibu Dika dan begitupun Dika. Ketika dikamar Tito melihat
sebuah rak buku yang didalamnya penuh dengan koleksi buku-buku komik Detective
Conan dan beberapa komik animasi dari Jepang lainnya yang terkenal dan Tito
merasa heran ketika ditempat tidurnya terdapat boneka Tedy beruang, kemudian
Tito memandang ke arah Dika sambil mengerutkan dahi, “gak salah ada boneka
beruang disini Di...masa main boneka sich....kayak anak cewe aja...” tanya Tito
dengan curiga dan Dika sedikit salah tingkah sambil mengambil boneka itu dan
memasukkan kedalam lemari “emmmmh...itu...boneka punya keponakan aku
To....kemarin dia kerumahku dan main dikamarku....” jelas Dika dengan gugup.
“ohhhh....boneka keponakan kamu ketinggalan....aku kira kamu main boneka
sekarang, heheheh....” ledek Tito dan Dika memukul pelan lengan Tito sambil
berkata “enak aja ente.....”. Pandangan Tito beralih kembali ke rak buku itu
dan menghampirinya untuk melihat ada komik-komik apa saja yang Dika punya
“bro...aku boleh pinjam komik ini gak....?” tanya Tito sambil mengambil
beberapa buku di tangannya. “boleh To...tapi nanti simpan lagi ya komiknya....”
jawab Dika dan Tito langsung duduk di kursi meja belajar “thanks ya bro....”
dan mulai membuka lembaran demi lembaran komik itu dan membacanya dengan
serius.
Karena Tito sangat serius membaca komik akhirnya Dika pun membuka laptop
miliknya dan duduk di tempat tidur sambil menyenderkan punggungnya ke tembok,
lalu Tito bertanya “oh iya...ngomong-ngomong katanya kamu mau cerita
sesuatu...?” lalu Dika sambil jarinya mengetikkan ke keyboard laptopnya melihat
kearah Tito dan menjawab “benaran kamu mau denger ceritanya...yang ada kamu
anggap aku gila dan aneh...masalahnya aku juga masih gak percaya sama semua
yang terjadi....”. “ya elaaaaah....kamu masa gak ingat waktu kamu ketakutan di
sekolah dan kamu bilang ketemu hantu gadis kecil waktu itu...aku percaya
khan...?” ucap Tito meyakinkan Dika. “yaaaa.takutnya kamu pura-pura aja percaya
To...” balas Dika masih belum yakin.”lagi pula aku bingung mau cerita dari mana
To...?” ucap Dika lagi. “ya udah cerita aja dari pertama Di.....dari kamu
ketemu hantu gadis kecil itu...aku penasaran pengen liat kayak gmana tuh
hantu....” ucap Tito sambil menutup komiknya dan mulai mendengar cerita Dika.
“memang kamu gak takut sama hantu To....Sheryl itu serem lho wujudnya....”
tanya Dika, Tito menjawab “lhaaaaaa.aku lebih serem dari hantu kok Di, yang ada
hantu takut sama aku...hehehe “ jawab Tito percaya diri dan Dika dengan kesal
menjawab “sontoloyo ente...aku serius tauuuuu....kepret jadi ganteng lho...”,
Tito menjawab “weiiiisssss.mau dong aku dikepret kalau jadi ganteng....heheh...”
ledek Tito. “masih mau denger aku cerita gak nichhhh....” tanya Dika yang
semakin kesal diledek Tito dari tadi, lalu Tito berkata “iya mau lha....iya
maaf....maaf td aku cuma bercanda aja...abis enak sich ledekin kamu.....heheh....ya
udah cerita aja sekarang Di...”, “makanya kalau mau denger ceritanya gak usah
sambil bercanda...” kata Dika masih kesal.
Lalu Dika menarik nafas panjang dahulu untuk meredakan amarahnya kemudian
menceritakan dari awal pertemuan dengan Sheryl hingga Dika bertemu dan melawan
makhluk-makhluk yang aneh, juga Dika menceritakan Sheryl dan kedua elemen yang
tiba-tiba menghilang entah kemana, Tito mendengarkan dengan raut wajah serius,
seperti mengetahui sesuatu kemudian setelah Dika selesai menceritakan semua,
raut Tito berubah kembali menjadi seperti biasa “wuidiiiiih...kayak di
film-film aja Di ceritanya tadi....apa bener kamu mengalami semua itu....apa
kamu yakin Sheryl anak bangsawan Belanda” ucap Tito langsung menyerang Dika
dengan pertanyaan-pertanyaan. “dari wujudnya sich meyakinkan kalau dia itu anak
bangsawan Belanda To...aku juga masih bingung Shadow itu siapa dan kenapa dia
bersikeras menculik Sheryl dan menginginkan energi murni yang dimiliki Sheryl”
jawab Dika dan tiba-tiba Tito seperti yang sedang memikirkan sesuatu dan tanpa
disadari Tito bergumam “waduuh gawat....aku harus cepat-cepat bertindak”. Lalu
Dika sedikit mendengar gumaman Tito dan bertanya “kenapa To, kamu kok kayak
yang panik dan ketakutan gitu....kamu juga kayak yang tahu dengan Shadow
itu....” mendengar itu Tito langsung sadar dan mengelak “eh....enggak koq
Di....maksudnya gawat kalau Shadow berhasil menculik Sheryl....kayaknya
kekuatan yang dimiliki Sheryl itu besar sekali sampai-sampai si Shadow mau
mengambilnya....kayak di film-film....heheh”, Dika menggelengkan kepala dan
berkata “yeeeeee...ni anak keseringan nonton film nich jadi apa-apa
dihubunginnya sama film terus dari tadi...” Tito hanya tertawa dan kemudian ia
melihat ke arah jam di dinding “ehhhh Di, aku pulang ya....dah sore nich....masalah
mereka bertiga itu tenang saja...mereka pasti kembali kok.....” ucap Tito
berdiri kemudian mengambil ranselnya bersiap pulang....” “gak Shalat Ashar dulu
To...mendingan Shalat dulu disini biar kamu pulang bisa nyantai....” ucap Dika
mengingatkan. “ya udah aku Shalat dulu deh kalau gitu...” ucap Tito sambil
menyimpan kembali tas ranselnya dan Dika menunjukkan letak kamar mandi dan
kemudian mereka berdua Shalat berjamaah di dalam kamar. Setelah selesai Shalat
Tito pun pamit pulang dengan ibu Dika dan bergegas menaiki sepeda motornya.
Melihat tingkah laku Tito yang aneh tadi, Dika merasa aneh dan heran dan
mencurigai kalau Tito menyembunyikan sesuatu dari Dika yang tidak Dika ketahui.
“pasti dia tahu sesuatu tentang yang aku ceritakan tadi....”. Sementara itu
Tito dengan mengendarai sepeda motornya bergegas pulang kerumah dan setelah
sampai dirumahnya...ibunya menyambut Tito dan Tito pun mencium tangan ibunya
kemudian langsung ke kamar.....melihat tingkah laku anaknya yang tergesa-gesa
ibu Tito bertanya dengan logat jawa “ndo ada apa ?kok buru-buru begitu..apa nda
makan dulu....?” Tito pun menjawab “nda opo-opo to mbu...Tito cuma pengen
cepet-cepet istirahat di kamar....” “yo wesssss...tapi jangan lupa bajumu tu
salin dahulu....” ucap ibu menyarankan dan Tito menjawab sambil bergegas ke
kamarnya “daleeeem bu...nanti Tito ganti baju di kamar....”. Setelah berada di
dalam kamar, Tito lalu duduk di lantai seperti orang bertapa dan lengan
kanannya diarahkan keatas dan tiba-tiba seberkas cahaya yang dikelilingi energi
listrik berada ditelapak tangan kanan kemudian telapak tangannya itu ia
pukulkan ke lantai dan berkata “hadirlah Pegagus...!!!!”. Energi listrik itu berjalan
merembet di lantai ke arah depan dan kemudian menjelma menjadi sosok kuda
pegasus yang berukuran lebh besar dari kuda biasa serta memiliki tanduk berwarna
emas dan beraliran listrik dan juga memiliki sayap yang lebar disisi kanan
kirinya. Ternyata tanpa Dika ketahui Tito juga merupakan kesatria elemen, Tito
sengaja merahasiakannya karena ia khawatir ia hidupnya akan terancam dan para
anak buah Shadow tentunya akan terus mengganggu Tito dan keluarganya jika diketahui
siapa sebenarnya. Pegasus itu duduk dihadapan Tito untuk memberi salam “salam
tuanku, ada gerangan apakah tuan memanggilku....?” lalu Tito bangun dan
menghampiri Pegasus “bangunlah pegasus...aku memanggilmu karena ada beberapa
pertanyaan yang ingin aku tanyain sama kamu...?” ucap Tito. “hamba akan
menjawab yang hamba ketahui tuan...apakah yang ingin tuan tanyakan....?” jawab
Pegasus, “yaelaaaaah...biasa aja kaleeee ngomongnya....kaku tahu ngomong kayak
tadi...heheh...aku cuma bercanda” Ucap Tito sambil cengar cengir garuk-garuk
kepala. Melihat tingkah Tito, Pegasus itu sempat heran dan hanya menatap ke
arah Tito “maaf Tuan, apa maksud ucapan tuan tadi....?”ucap Pegasus. Tito
menjawab “maksudnya kamu gak usah kaku gitu ngomong sama aku...aku nyantai
orangnya...” lalu Pegarus berkata “logat bahasa yang hamba gunakan berbeda
dengan tuan biasa gunakan...hamba belum terbiasa...maaf...”, Tito menjawab
“oooh...gitu....iya juga sich...aku ketemu sama kamu baru seminggu...dan
mungkin gaya bahasa kamu itu gaya bahasa yang kamu gunakan di alam kamu
khan....?” Pegasus menjawab “benar tuanku...lalu apa yang ingin tuanku
tanyakan...?” lalu Tito baru ingat dengan maksudnya memanggil Pegasus untuk
menanyakan sesuatu “oh iya aku hampir lupa....aku tadi ke rumah sahabatku
namanya Dika...disana dia cerita tentang hantu anak kecil yang bernama Sheryl
dan Dika memiliki 2 kesatria elemen yang membuat Dika bisa berubah jadi seperti
aku....apakah yang Dika katakan itu benar....?”
Pegasus itu pun berkata “tunggu sebentar tuanku...hamba terawang dahulu
sahabat tuan itu....” lalu pegasus diam sejenak dan memejamkan kedua matanya,
tiba-tiba tanduk emasnya bersinar terang dan membuat Tito takjub melihatnya “kereeeeeeen....”,
tak lama kemudian tanduk emas itu berhenti bersinar dan pegasus itu membuka
mata dan berkata “memang benar temanmu yang bernama Dika itu adalah seorang
kesatria pengendali 5 elemen yang ada di bumi ini dan dia juga seorang penjaga
antara dunia para manusia dan bangsa kami, gadis kecil yang bersama Dika itu
memiliki kekuatan yang sangat luar biasa, sangat berbahaya sekali jika Shadow
berhasil mendapatkan kekuatan gadis kecil itu, Shadow akan menggunakan segala
cara untuk mendapatkan gadis kecil itu agar Shadow menjadi tidak terkalahkan
dan akan menguasai alam manusia juga selain ingin mengusai bangsa kami....itu
yang hamba ketahui sejauh ini...”.
Tito kaget mendengar ucapan Pegasus itu “apaaaaaa....jadi Dika pengendali
elemen juga dan dia juga penjaga dua alam !!!...weiiiissss....keren banget
sahabatku itu jadi seorang penjaga tp tugasnya sangat berat sekali....lalu
sekarang keberadaan Sheryl dan prajurit elemen Dika ada dimana, apa kamu tahu?”
ucap Tito ingin tahu, Pegasus itu menjawab “gadis kecil itu sedang dilatih oleh
prajurit elemen untuk menjadi kuat tuanku..mereka bertiga berada disuatu tempat
yang aman saat ini...” lalu Tito bertanya lagi “ooohhh gitu....lalu aku harus
bagaimana untuk bisa menolong sahabatku itu...aku yakin dia tidak akan sanggup
sendirian menghadapi Shadow meskipun Dika sudah memiliki ke 5 elemen
nantinya....bukankan kata kamu Shadow itu sangat licik dan kejam...?...aku
tidak mau sahabatku itu terjadi apa-apa nanti...” Pegasus itu menjawab “oleh
sebab itu hamba memilih Tuan untuk menjadi pengendali hamba agar kita berdua
bisa ikut menyelamatkan kedua dunia meskipun kekuatan hamba tidak sebesar
sahabat Tuan itu...lagipula Yang Mulia Ratu Aleesa memerintahkan aku untuk
melindungi bangsa manusia....hamba menyarankan agar hamba secepatnya melatih
kemampuan Tuan untuk mempersiapkan pertempuran yang akan Shadow lakukan
nanti...karena ketika tadi hamba menerawang, hamba sedikit membaca pikiran
Shadow...dia sedang melakukan rencana yang sangat licik...” mendengar ucapan
Pegasus, Tito mengangguk tanda mengerti apa yang terjadi dan berkata “oke kalau
begitu, kita tidak bisa lama-lama berdiam diri begini...aku kabarkan sama kamu
nanti kapan aku siap....aku tidak akan mengecewakan kamu yang sudah
memilihku...okeeee....” dan pegasus itu menundukkan kepala berkata “terima
kasih Tuanku...Yang Mulia Aleesa tidak salah memilih Tuan sebagai pengendali
elemen...adakah yang ingin Tuanku tanyakan lagi...?” Tito hanya menggeleng-gelengkan
kepala sambil berkata “sudah cukup pertanyaanku...thanks ya buat infonya..”.
Pegasus itu menjawab “baiklah kalau begitu hamba pamit pergi untuk mencari
informasi lainnya...” Tito menjawab “silahkan...jaga dirimu...jangan sampai
anak buah Shadow menangkapmu...” Pegasus menjawab “baik Tuan...” dan sekejap
Pegasus itu menghilang dari pandangan Tito, setelah itu Tito melanjutkan
aktifitas seperti biasa.
Pada waktu yang bersamaan, di
suatu tempat yang ada di dunia kristal terlhat Sheryl bersama kedua penguasa
elemen, Magma dan Whitie. Mereka berdua melatih Sheryl cara bertarung dan
mengendalikan kekuatannya. Sudah beberapa teknik cara bertarung Sheryl sudah
diikuti, kali ini tinggal 1 lagi yang harus ia ikuti yaitu cara mengeluarkan
aura kekuatan dalam tubuhnya dan mengendalikannya. Terlihat kali ini Sheryl berdiri
dengan wajah ditundukkan ke bawah, mencoba berkonsentrasi mengeluarkan aura
dalam diri Sheryl. Awalnya sulit sekali mengeluarkan aura dalam tubuh Sheryl
hingga tak terasa bercucuran keringat di keningnya yang pucat. Sheryl tidak
mudah menyerah untuk berlatih, sesekali ia beristrahat sejenak sambil mengusap
keringatnya. Sheryl mencoba untuk berkonsentrasi sambil memejamkan mata,
tubuhnya bergetar, lalu tak lama muncul sedikit aura bercahaya yang keluar dari tubuh Sheryl, melihat itu Whitie berkata
memberi semangat “bagus nak...ayo keluarkan auramu...fokus...fokus...jangan ada
keraguan dihatimu....tinggal sedikit lagi...kamu pasti bisa....”.
Tapi aura itu kembali menghilang dan Sheryl duduk lemas sambil menangis
“hiiiiks...hiiiikss...huaaaaaaa....bagaimana aku bisa menjadi kuat dan bisa
melindungi Kak Dika....” rengek Sheryl sedih karena ia belum bisa menguasai
kekuatan sepenuhnya.. Lalu Magma membentaknya “dasar anak cengeng....belum
apa-apa sudah menangis...ayo lanjutkan...waktu kita tidak banyak...” dan Whitie
mendekati Sheryl yang semakin kencang menangisnya kemudian membelanya “diam kau
Magma...bukan begitu caranya melatih anak kecil seperti dia...kita harus
sedikit bersabar...” lalu Magma menjawab dengan kesal “bagaimana aku harus
bersabar...keberadaan Shadow dan anak buahnya sudah lama tidak nampak batang
hidungnya dan akupun tidak merasakan aura mereka....aku khawatir Shadow sedang
merencanakan sesuatu yang berbahaya dan dia akan menyerang kita semua disaat
kita lengah...” Whitie menjawab “oleh sebab itu kita berdua melatih anak
ini...kau tahu khan Sheryl memiliki kemampuan yang luar biasa yang menjadi
incaran Shadow...kemampuan Sheryl belum keluar sepenuhnya...ini hanya masalah
waktu saja...percaya padaku...“ lalu Magma menjawab “terserah kau saja....”
kemudian terbang meninggalkan Sheryl dan Whitie. Setelah Magma pergi Sheryl
berkata kepada Whitie “iiiiih....menyebalkan si Magma itu...dia hanya bisanya
marah-marah saja....huuuuuh....” lalu Whitie menjawabnya “sudahlah memang sudah
sepert itu tabiat asli Magma...masih ada aku yang akan melatihmu nak...ayo kita
mulai lagi berlatihnya...” lalu Whitie menghapus airmata Sheryl dan Sheryl pun
tersenyum kemudian memeluk Whitie dengan erat “thank you Whitie...kamu sama
kayak Kak Dika...sabar menghadapi aku...ayooo kita latihan lagi....”.
Sheyrl pun mencoba lagi berlatih dan kali ini Sheryl melakukan dengan
lebih konsentrasi dan serius. Tubuh Sheryl bergetar disusul aura bercahaya itu
pun muncul sedikit demi sedikit keluar dari tubuhnya, lalu aura itu semakin
lama semakin berkumpul dan bercahaya menutupi tubuh Sheryl dan Sheryl semakin
mengeluarkan tenaganya sambil berteriak “hiaaaaaaaaaaaaaahhhh....aku tidak boleh
gagaaaaaaal.....hiaaaaaaaatttt.....aku pasti bisa kaaaaaaaaaaak.....” kemudian
aura cahaya dalam tubuh Sheryl semakin lama semakin besar dan menyilaukan mata
sehingga Whitie menghalau cahaya itu dengan tangannya akan tetapi cahaya itu
tetap menyilaukan. Ketika Whitie mengahalau cahaya yang menyilaukan itu dengan
tangannya, cahaya itu pun semakin lama semakin menghilang dan terdengar suara
bergemuruh yang Whitie dengar, lalu ia membuka matanya dan tanpa Whitie duga
suara gemuruh itu berasal dari aura cahaya dari tubuh Sheryl dan saat ini
Sheryl sudah memakai baju tempur dengan sayap putih di punggung Sheryl, Whitie
melihat Sheryl menggenggam sebuah senjata berbentuk busur panah.
“Shee....Sheryl apa itu kamu nak...?” tanya Whitie dengan terheran-heran, Sheryl
pun turun dan kedua sayapnya menghilang secara ajaib dan mendekati Whitie
“akhirnya....aku bisa memaksimalkan kemampuanku Whitie....thanks for
everythink...” ucap Sheryl sambil memeluk kembali Whitie dengan gembira dan
Whitie merasa senang sekali, akhirnya Sheryl dapat melewati semua yang
diajarkan oleh Magma dan Whitie. Magma tiba-tiba kembali datang di hadapan
mereka berdua dan berkata “tak ku sangka kau memiliki kekuatan sebesar ini hai
Sheryl....aku ingin menguji sejauh mana kemampuanmu ini kamu bisa kuasai...bersiaplah....”
ucap Magma menantang Sheryl, tapi Whitie mencegah Magma melakukan itu “sudah
cukup Magma....harusnya kamu bersyukur Sheryl sudah lebih kuat sekarang...”
lalu Whitie berkata kepada Sheryl “jangan kamu hiraukan ucapan dia Sheryl.....energimu
sudah banyak keluar nak....!!!”, “tenang saja Whitie, aku yakin bisa
mengalahkan dia dan menghentikan sifatnya yang sombong itu....tunggu saja
disini...” ucap Sheryl menenangkan Whitie dan kemudian Sheryl mengeluarkan
sayap ajaibnya dan melesat terbang menghampiri Magma.
“ayo burung jelek, aku tidak takut terhadapmu...aku terima
tantanganmu...” ucap Sheryl dengan yakin dan kedua tangannya yang kecil sudah
menggenggam busur panah. “baiklah...aku ingin menguji sebesar apa
kemampuanmu....kalau kamu bisa mengalahku berarti kamu bisa mengalahkan
Shadow...ayo kita mulaaaaai...”. Magma terlebih dahulu menyerang Sheryl dan
berteriak“Meteooooor Shooooot.. “ lalu dari mulutnya keluar bola-bola api
melesat terbang ke arah Sheryl, Sheryl dengan sigap menaruh tangan kanannya ke
depan dan berkata “Shield Angel” keluarlah perisai cahaya mengelilingi Sheryl
dan bola-bola itu tidak mengenai Sheryl sedikitpun. Magma terkejut melihat
kekuatan Sheryl yang semakin besar, tapi bagi Magma itu belum cukup kemudian
Magma kembali menyerang dan terbang menukik tajam ke arah Sheryl “Phoenix
Fury”, Sheryl tetap tenang ketika Magma menyerangnya kembali, lalu Sheryl
mengarahkan busur panahnya ke arah atas dimana Magma sedang melancarkan
serangannya, lalu Sheryl membidik dahulu target anak panahnya kemudian berkata
“Angel Arrow” dan kemudian anak panah itu melesat terbang ke arah Magma. Ketika
anak panah itu mengenai Magma, lalu terdengar suara benturan yang keras dan
disusul oleh cahaya di langit, ternyata Magma yang terjatuh dan tubuhnya
terhempas ke bawah, Sheryl dan Whitie bergegas mennuju arah jatuhnya Magma.
Ketika mereka berdua sampai di tempat jatuhnya Magma, mereka melihat
Magma berusaha bangkit akan tetapi jatuh kembali, kemudian Sheryl dan Whitie
diam-diam menghampiri Magma. Magma mencoba kembali bangkit dengan susah payah,
tanpa sepengetahuannya Sheryl tiba-tiba memapah tubuh magma untuk bangkit,
alangkah terkejut dan malunya Magma ketika Sheryl memapah Magma dan kembali ke
tempat awal diikuti oleh Whitie dari belakang, sepanjang jalan Magma hanya
tediam sambil meringis kesakitan, ternyata Sheryl berhasil melukai sayap kiri
Magma dengan anak panahnya. Setelah sampai di tempat awal Sheryl membaringkan
tubuh Magma, Magma terlihat malu sekali sehingga dia memalingkan wajahnya dan
tidak berani menatap Sheryl. Whitie membisikkan ke telinga Sheryl “biar aku
yang akan mengobati Magma...semoga kejadian ini membuat dia sadar dari sikapnya
selama ini terhadapmu nak...” Sheryl pun menganggukkan kepala dan meninggalkan
mereka berdua. Whitie mendekati Magma dan terlihat menjilati luka yang ada di
sayap kiri Magma, secara ajaib luka itu berangsur-angsur pulih tanpa bekas
sedikitpun. Magma berkata “maafkan aku...maafkan atas sikapku yang
angkuh....anak itu memiliki hati yang mulia dan aku tidak menyangka kekuatan
anak itu sangat kuat sekali...pantas saja Shadow mau memiliki kekuatan anak
itu...aku harus menjaga anak itu dengan segenap hatiku...untuk menebus
kesalahanku ini...” lalu Whitie menjawab “tenangkan dirimu...energimu masih
belum pulih...nanti saja kita bicarakan itu...” kemudian Whitie menghampiri
Sheryl yang sedang duduk termenung merasa bersalah dan Sheryl bertanya dengan
khawatir “bagaimana keadaan Magma...?lukanya bagaimana....?aku tidak
sungguh-sungguh ingin mencelakai Magma tadi” Whitie berkata “ia tidak apa-apa
sekarang, luka-lukanya sudah pulih...hanya saja ia masih lemah...itu bukan
salahmu nak....tenang saja” sambil mengusap airmata Sheryl dan kemudian
menghiburnya.
Pada saat Magma sedang berbaring dan Whitie sedang menghibur Sheryl,
tiba-tiba terdengar suara bergemuruh, Whitie dan Sheryl mencari sumber suara
itu dan ternyata sumber suara itu berasal dari arah belakang tempat Magma
berbaring. Whitie dan Sheryl melihat gumpalan angin hitam pekat dengan suara
gemuruh yang cukup keras membuat Magma berusaha bangkit meskipun masih dalam
keadaan lemah untuk melihat siapa yang datang, lalu Whitie dan Sheryl bergegas
menghampiri Magma dan berusaha membantu Magma untuk menjauhi gumpalan angin
hitam itu. Ketika Whitie dan Sheryl berhasil membopong Magma ketempat yang
lebih aman, gumpalan angin hitam itu berubah menjadi sesosok serigala dengan
tubuh dikelilingi angin hitam yang merupakan aura kegelapan, dengan air liur
yang keluar dari mulutnya dan matanya yang merah serta terdapat kristal hitam
terletak di dahi membuat serigala itu terlihat semakin buas dan sangat
menakutkan. Lalu serigala itu berkata “HAHAHAHA.....AKHIRNYA AKU MENEMUKANMU
ANAK KECIL...AKU TAK PERLU SUSAH-SUSAH MENCARIMU.....”. Melihat sosok serigala
itu Sheryl menjadi tertegun seperti mengingat sesuatu, Whitie berusaha menyuruh
Sheryl untuk pergi meminta bantuan Dika akan tetapi sia-sia saja, lalu Whitie
pun berusaha melindungi Sheryl dan Magma sendirian dan berkata kepada serigala
itu “mau apa kau kesini....jangan harap kau bisa mengambil Sheryl sebelum
langkahi mayatku”. Lalu serigala itu tertawa terbahak-bahak
“HAHAHAHAHAHAH...HAHAHAHAHAHAA....ITU GAMPANG SEKALI.....SEKALI SENTIL SAJA KAU
AKAN KALAH...HAHAHAH....” sombong serigala itu.
Mendengar ejekan itu Whitie menjadi marah dan langsung menyerang serigala
itu, “Wave Attack” Whitie menghentakkan kaki kanannya ke tanah dan dari tanah
menyembul ombak air yang tinggi dan menyerang serigala itu, akan tetapi serigala
itu sangat gesit dan selalu mengelak dari serangan Whitie kemudian dalam
sekejap serigala itu dengan telak menyerang Whitie dan mengenai dagunya hingga
terpental jauh, Whitie segara bangkit dan tidak menyerah melawan serigala itu.
karena kemampuan serigala itu lebih kuat akhirnya Whitie pun menjadi
bulan-bulanan terus di serang oleh serigala itu hingga tubuh Whitie penuh
luka-luka dan Whitie pun rubuh ke tanah tak berdaya untuk bangkit kembali.
Serigala itu mendekati Whitie dan dengan kejam tubuh Whitie diinjak sambil
berkata “BAGAIMANA....APA KAU SUDAH MENYERAH...ANAK ITU MENJADI MILIKKU
SEKARANG.....HAHAHAH....”, tiba-tiba sebuah anak panah melesat dan mengenai
serigala itu hingga ia terpental kebelakang. “akulah lawanmu serigala
jelek....” ucap Sheryl dengan baju tempurnya menantang serigala itu. Serigala
itu lalu bangkit dan berkata “HAI BOCAH TENGIK.....CUKUP KUAT JUGA KAU TERNYATA
BISA MEMBUATKU TERPENTAL....KALIAN SEMUA TIDAK AKAN BISA MELAWANKU....” “aku
tahu kamu Phima....ini aku Sheryl....siapa yang buat kamu jadi seperti ini....sadarlah
Phima....” ucap Sheryl berusaha membuat sadar, lalu serigala itu menjawab “AKU
TYPOON...AKU TIDAK AKAN MENGECEWAKAN TUANKU SHADOW....AKU AKAN MEMBAWA PAKSA
KAU....” mendengar itu Sheryl menjadi kaget dan berkata dalam hati “jadi ini
semua ulah Shadow, temanku ini telah dia rubah menjadi monster...ini tak bisa
dibiarkan...aku harus menyadarkan dia....” setelah itu Sheryl berkata kepada
serigala itu “Phima aku akan menyelamatmu....ingatlah...ini aku Sheryl.....” lalu
serigala itu berteriak “AKU TIDAK KENAL KAU BOCAH TENGIK.......!!!” dan
mnyerang Sheryl dengan tiba-tiba, sontak saja Sheryl kaget dan tidak sempat
menangkis serangan serigala itu akhirnya Sheryl terkena pukulan serigala itu
“aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaacccccccccccccchhhhhhh.....” teriak Sheryl kencang dan
tubuhnya yang kecil terhempas jauh sekali, serigala itu tanpa ampun menyerang
Sheryl hingga tak sadarkan diri. Melihat Sheryl terus diserang oleh serigala
itu Whitie dengan sisa tenaganya berusaha melindungi Sheryl dan menjadi tameng
untuknya, serigala itu menjadi sangat marah kemudian secara membabi buta
menyerang Whitie ranpa ampun hungga keduanya tak sadarkan diri.
Serigala itu pun tertawa puas
melihat mereka semua berhasil dikalahkan “HAHAHAHAHAHH.....AKU BERHASIL
MENGALAHKAN MEREKA TUANKU SHADOW....MEREKA TIDAK SEKUAT YANG KAU KIRA
TUANKU.....”. Ketika serigala itu hendak membawa jasad Sheryl yang tak sadarkan
diri tiba-tiba dari belakang melesat dua buah pedang yang mata pisaunya
beraliran listrik dan mengenai serigala itu. serigala itu berteriak kesakitan
dengan tubuh yang dialiri listrik “UWAAAAAAAA....KURAAAAANG AJAAAAAAAR......”,
tak lama muncul laki-laki misterius berpakaian tempur berwarna emas
mengunggangi kuda yang memiliki tanduk di dahinya dan bersayap, lalu laki-laki
misterius itu itu turun dari kuda itu dan kedua tangannya diarahkan ke atas,
secara ajaib dua bilah pedang beraliran listrik terbang menuju laki-laki
misterius itu dan hinggap di kedua tangannya dan berkata “dah cukup....beraninya
ya sama yang lemah...pake ketawa-ketawa lagi...perintah siapa kamu hah....?”,
serigala itu sangat tidak terima dan kedua matanya yang merah makin menyala
tanda sangat marah, tapi sosok misterius itu tak gentar sedikitpun dan terlihat
sangat siap untuk menyerang kembali serigala itu. serigala itu bertanya dengan
emosi “SIAPA KAU ? BERANINYA KAU MENYERANGKU DARI BELAKANG TADI....” sosok
misterus itu dengan tersenyum meledek berkata “perkenalkan, aku kesatria
penguasa Halilintar....dan kamu gak ada apa-apanya buat aku...”, mendengar itu
serigala pun semakin marah dan langsung melesat menyerang kesatria itu,
ternyata kesatria itu memiliki kemampuan bergerak sangat cepat melebihi
kemampuan serigala itu, dengan mudah kesatria itu menghalau semua serangan
tanpa sedikitpun melawan. Hingga serigala itu kehabisan tenaga untuk menyerang,
nafasnya tersengal-sengal lalu kesatria itu berkata “cuma segitu kemampuan
kamu.....payaaaaaaaah....okeeee.....sekarang giliran aku....bersiaplah....”,
sekejap saja kesatria itu melesat berlari dengan kedua pedang di tangannya
menyerang serigala itu, kesatria itu memiliki jurus yang sangat dahsyat dan
kali ini serigala itu yang kewalahan menangkis serangan-serangan yang
dilancarkan kesatria itu dan akhirnya serigala itu memutuskan untuk
menyelamatkan diri dan berubah menjadi gumpalan angin hitam menabrak kesatria
itu hingga terjatuh dan serigala itupun melarikan diri. Melihat serigala itu
kabur, kesatria itu berkata “yaaaaaaaaaaaaaa....payah banget daaaaaah....dia
malah kabur......awas kalo aku ketemu tuh makhluk....aku gak akan kasih ampun”
kemudian ia membuka helmnya dan helm itu pun seperti menguap menghilang dari
pandangannya. Ternyata kesatria itu adalah Tito dan kebetulan ia sedang
berlatih juga di dunia kristal bersama kuda pegasusnya. Tito menghampiri
Pegasus dan berkata “sekarang bagaimana rencananya....kita terlambat menolong
mereka bertiga....apa kita bawa pergi saja mereka bertiga keluar dari
sini....keadaan mereka sangat lemah...aku takut mereka tidak bisa
tertolong....?” lalu pegasus memperhatikan keadaan mereka bertiga dan berkata
“tenang saja tuanku...mereka masih bisa diselamatkan...tapi maaf apa tuan tidak
merasa aneh...bukankah mereka bertiga yang menjaga sahabat tuan...tapi sahabat
tuan itu saat ini tidak bersama mereka....apakah sahabat tuan itu tidak tahu
kalau mereka ada disini dan tidak mengetahui tempat ini....?” mendengar ucapan
pegasus Tito pun berkata sambil tangannya memegang dahu “iya juga ya....kok
Dika gak ikut mereka...apa jangan-jangan mereka bertiga diam-diam pergi kesini
“ lalu Tito melanjutkan “ya udahlah itu bisa ditanyakan nanti ketika mereka
sadar, sekarang kita bawa dulu mereka keluar dari sini....” pegasus itu
menjawab “baiklah tuan, tunggu sebentar...” kemudian pegasus itu memejamkan
mata dan dari tanduk emasnya keluar cahaya dan tak jauh dari pegasus itu keluar
bola baja berbentuk bulat yang memiliki tombol diatasnya, Tito pun mengambil
bola baja itu dan memencet tombol itu dan diarahkan ke jasad Magma, Whitie dan
Sheryl. Secara ajaib mereka bertiga seperti terhisap masuk kedalam bola baja
itu dan kemudian Tito menaiki punggung pegasus dan melesat terbang dengan cepat
keluar dari dunia kristal. .
EPISODE
IV :
PERTEMUAN DENGAN PHIMA SI PENGUASA ANGIN (
BAGIAN II )
Di sebuah kamar, tepatnya di kamar
Tito muncul sebuah lingkaran berbentuk oval dan dari situ muncul Tito dan
Pegasus, kemudian Tito melihat jam di dinding kamarnya yang menunjukkan sudah
pukul 8 malam. “koq masih jam segini, padahal kita di dunia kristal cukup lama
khan Pegasus ?” tanya Tito kepada Pegasus kemudian Pegasus menjelaskan “memang
di Dunia Kristal dimensi waktunya berbeda dengan alam manusia, disana waktu
berjalan sangat lambat dimana satu hari disana sama dengan 1 menit di alam
manusia...” lalu Tito mengangguk-anggukkan kepala tanda mengerti dan berkata
lagi “ooooooh gitu toh....pantas perasaan koq lama banget disana...aku kira
sudah lama aku pergi dan tadinya aku khawatir ortuku akan kebingungan mencariku
yang tiba-tiba menghilang dari kamar tadi....”. Tito memperhatikan tubuhnya, ia
nampak kebingungan karena tidak lagi menggunakan pakaian tempurnya dan sudah
mengenakan pakaian seperti semula “Pegasus, kemana baju tempurku ? perasaan
tadi aku masih mengenakan baju itu sebelum keluar dari portal...padahal baju
tempurnya keren banget tadi...aku jadi makin gagah....heheh” ucap Tito tertawa
sendiri, lalu Pegasus menjelaskan “portal itu adalah pintu gerbang antara Dunia
Kristal dengan Alam Manusia, Tuan hanya bisa menggunakan pakaian tempur itu
ketika di Dunia Kristal saja sementara tuan hanya bisa menggunakan kekuatan
elemen halilintar selama di Alam Manusia dan itupun kemampuannya terbatas....”
“lho kenapa aku gak bisa pakai baju tempur itu disini ? kalau tiba-tiba Shadow
buat masalah disini nanti bagaimana ? gaswat eh gawat khan kalo gitu...?” tanya
Tito lagi dan Pegasus itu menjelaskan “itu hanya masalah waktu, Tuan dapat
menggunakan pakaian tempur dan mengendalikan sepenuhnya kekuatan elemen
halilintar apabila ikatan batin antara hamba dan Tuan semakin kuat dan kekuatan
itu akan keluar dengan sendirinya dan akan memiliki kekuatan yang semakin
besar....” “lho memangnya sekarang kamu masih gak percaya sama aku....terus
kenapa kamu milih aku jadi Kesatria kalau kenyataannya kita masih belum ada
ikatan batin yang kuat ? apa kamu yakin kalo aku cocok jadi Ksatria
Halilintar....? “ucap Tito dengan nada kesal, kemudian Pegasus itu berusaha
menjelaskan kembali dengan tenang “hamba diutus oleh Ratu Aleesa untuk menemui
Tuan untuk membantu Kesatria Elemen Terpilih yaitu sahabat Tuan yang bernama
Dika itu, selama ini Ratu Aleesa memperhatikan Tuan karena Tuan yang paling
dekat dengan Dika itu dan kekuatan persahabatan diantara kalian berdua yang
sudah lama dibina sangat kuat, lagipula menurut ramalan dari Penasehat Kerajaan
menyebutkan kalau kalian berdua sudah ditakdirkan menjadi penjaga portal dua
alam....dan menurut ramalan Penasehat Kerajaan Shadow akan dapat dikalahkan
oleh Kesatria Elemen Terpilih dengan bantuan Kesatria Halilintar yaitu
Tuan....” Tito mendengarkan dengan seksama lalu bertanya lagi “lho kenapa Ratu
Alessa sangat yakin dengan ramalan dari Penasehat Kerajaan itu...? semua ini
bikin aku pusing tau....aku jadi makin bingung....semua gak masuk akal....aku
aja gak yakin bisa ngelawan Shadow sama semua pasukannya yang jumlahnya pasti
buanyaaaaaak bangeeeet....tadi mungkin kebetulan aja aku bisa ngelawan serigala
angin dan buat dia jadi kabur....belum tentu kalau aku ketemu dia lagi aku bisa
menang....”.Tito tertunduk lesu dan membayangkan hal yang terburuk kedepan
nanti. Lalu Pegasus itu terdiam sesaat sambil memperhatikan Tito yang sedang
tertunduk kemudian berkata “tuan jangan mudah menyerah seperti itu....kedamaian
kedua alam ada di tangan Tuan dan sahabat tuan itu....hamba akan selalu
mendampingi tuan dan jika Tuan mencoba untuk mempercayai hamba...niscaya kita
berdua akan memiliki ikatan batin yang kuat....ayo tuan angkat wajahmu....tuan
tidak sendiri....” Tito memandang mata Pegasus yang berkaca-kaca yang berusaha
meyakininya, kemudian Tito menarik nafas panjang dan mengeluarkannya berkata
“okeeeee.....kalau memang begitu kenyataannya aku akan berusaha yang
terbaik...aku juga gak mau si Shadow itu membuat masalah di alamku
ini....lantas kapan aku berlatih lagi buat meningkatkan kemampuanku....oya
ngomong-ngomong aku jadi penasaran sama yang namanya Ratu Aleesa itu...aku jadi
ingin bertemu dia dan menanyakan banyak hal sama dia biar lebih jelas dengan
semua ini....” Pegasus itu menjawab “hamba serahkan kepada Tuan saja kapan
waktunya Tuan akan berlatih kembali....untuk masalah Tuan ingin bertemu Ratu
Aleesa...sepertinya hamba harus menunggu perintah Ratu Aleesa untuk membawa
Tuan menghadapnya....bersabarlah Tuanku....” “oke deeeeh...tapi janji
ya....buat bawa aku temuin Ratu Aleesa....?” ucap Tito agar Pegasus berjanji
dan Pegasus pun menganggukkan kepala.
Kemudian Tito teringat sesuatu, lalu mengambil bola baja yang ada di saku
celananya dan berkata “oh iya gimana keadaan mereka bertiga sekarang ? aku mau
liat keadaan mereka dulu aaaah....pasti Dika khawatirin mereka yang sampe sekarang
belum pulang-pulang juga kerumah Dika“
bola baja itu diarahkan ke tempat agak luas di bagian pojok kamarnya dan
Tito memencet tombol yang ada diatasnya, dalam sekejap keluarlah Sheryl, Magma
dan Whitie yang masih tergeletak dilantai tak sadarkan dan penuh luka ditubuh
mereka. Tito lalu melihat Sheryl dan memindahkan tubuh Sheryl ke tempat tidur
sementara Magma dan Whitie tetap berada di lantai.